Menggali Makna Tajdid dalam Kemuhammadiyahan: Relevansi di Zaman Modern
Tajdid atau pembaruan merupakan salah satu prinsip utama yang diusung dalam gerakan Muhammadiyah. Prinsip ini lahir dari upaya untuk mengembalikan ajaran Islam kepada landasan utamanya, yakni Al-Qur’an dan As-Sunnah, sekaligus menyesuaikannya dengan kebutuhan zaman tanpa meninggalkan nilai-nilai fundamental Islam. Di era modern yang dinamis, konsep tajdid menjadi sangat penting dalam membangun masyarakat yang berkemajuan.
Makna Tajdid dalam Islam dan Kemuhammadiyahan
Secara etimologis, tajdid berasal dari bahasa Arab yang berarti pembaruan atau memperbaharui sesuatu yang telah usang. Dalam Islam, tajdid mengacu pada usaha menghidupkan kembali ajaran Islam yang murni dengan membersihkan elemen-elemen yang tidak sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah.
Dalam Kemuhammadiyahan, tajdid memiliki dua aspek utama:
- Tajdid dalam Pemurnian (Purifikasi) Menghapuskan praktik-praktik keagamaan yang menyimpang, seperti bid’ah, khurafat, dan takhayul.
- Tajdid dalam Dinamisasi (Modernisasi) Menyesuaikan ajaran Islam dengan konteks zaman modern, mencakup bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan teknologi.
Kolaborasi kedua dimensi ini menjadikan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang adaptif dan tetap relevan menghadapi perkembangan zaman.
Relevansi Tajdid di Zaman Modern
Relevansi tajdid di era modern terletak pada kemampuannya untuk menjadi jawaban atas berbagai tantangan yang dihadapi masyarakat saat ini. Dalam konteks globalisasi, tajdid membantu umat Islam mempertahankan nilai-nilai keagamaannya sambil tetap terbuka terhadap perubahan dan peluang baru. Selain itu, tajdid berkontribusi dalam mengatasi krisis moral yang sering kali muncul sebagai dampak dari modernisasi, dengan menanamkan akhlak mulia dan karakter Islami pada individu.
Tajdid juga mendorong inovasi yang berlandaskan nilai-nilai Islam, memungkinkan umat untuk berperan aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan berbagai sektor lainnya tanpa kehilangan identitas keislamannya. Di tengah perkembangan teknologi informasi, tajdid semakin relevan dalam memperbarui metode dakwah, sehingga lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat digital saat ini.
Keseluruhan relevansi ini menjadikan tajdid sebagai fondasi penting untuk membangun masyarakat yang berkemajuan, sejalan dengan nilai-nilai Islam yang universal.
Implementasi Tajdid dalam Kemuhammadiyahan
Muhammadiyah telah membuktikan bahwa tajdid tidak hanya sebatas konsep, tetapi juga diwujudkan dalam tindakan nyata di berbagai aspek kehidupan. Berikut adalah beberapa contoh implementasi tajdid dalam Kemuhammadiyahan:
- Pendidikan Berkemajuan Muhammadiyah mendirikan ribuan lembaga pendidikan, mulai dari sekolah hingga universitas, yang memadukan nilai-nilai Islam dengan ilmu pengetahuan modern. Kurikulumnya dirancang untuk menghasilkan lulusan yang tidak hanya memiliki pemahaman agama yang baik tetapi juga keterampilan yang relevan dengan kebutuhan global.
- Pelayanan Kesehatan Melalui jaringan rumah sakit dan klinik, Muhammadiyah memberikan pelayanan kesehatan profesional berbasis nilai Islami. Adopsi teknologi medis terkini menunjukkan bagaimana tajdid diterapkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
- Pemberdayaan Ekonomi Umat Muhammadiyah aktif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program ekonomi berbasis syariah, seperti pendirian koperasi dan Baitul Maal wat Tamwil (BMT). Langkah ini mencerminkan bagaimana tajdid dapat menciptakan sistem ekonomi yang adil dan berkelanjutan.
- Pemanfaatan Teknologi Digital Di era digital, Muhammadiyah memanfaatkan berbagai platform teknologi, termasuk media sosial dan aplikasi digital, untuk menyebarkan nilai-nilai Islam dan menjangkau lebih banyak kalangan, khususnya generasi muda.
Kesimpulan
Tajdid dalam Kemuhammadiyahan adalah upaya untuk memadukan pemurnian ajaran Islam dengan inovasi yang relevan dengan perkembangan zaman. Pendekatan ini menjadikan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang dinamis, progresif, dan berfokus pada kemaslahatan umat. Di era modern, tajdid tidak hanya memiliki relevansi yang kuat, tetapi juga menjadi kebutuhan dalam menghadapi globalisasi, tantangan moral, dan perkembangan teknologi.
Sebagai bagian dari umat Islam, kita memiliki kewajiban untuk terus memahami dan mengamalkan nilai-nilai tajdid dalam kehidupan sehari-hari. Dengan langkah ini, kita dapat menciptakan masyarakat yang maju dan memberikan manfaat bagi seluruh alam (rahmatan lil ‘alamin).
Penulis : Isnanisha Karlina UAD